Pengolahan Limbah paling bermasalah tetapi menguntungkan - Kramed | Karpet Sapi, Karpet Pick Up, Playground, Jogging Track, Rubber Crumb

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Sunday, September 27, 2015

Pengolahan Limbah paling bermasalah tetapi menguntungkan



Ban bekas merupakan salah satu sumber sampah terbesar dan limbah paling bermasalah, karena volume besar yang dihasilkan, daya tahan mereka, dan fakta yang mereka mengandung sejumlah komponen yang merusak lingkungan.

Rata-rata ban mobil dapat melakukan perjalanan sekitar 30.000 kilometer, sebelum akhirnya perlu diganti. Ban yang telah mencapai akhir pemakaian biasanya didaur ulang, tetapi di Kuwait, mereka dibuang ke salah satu tempat pembuangan sampah.

Tempat pembuangan sampah ini menjadi yang terbesar di bumi, dan berada di Sulaibiya daerah dekat Kota Kuwait. Setiap tahun lubang raksasa digali di padang pasir dan dipenuhi dengan ban bekas. Sudah ada sekitar tujuh juta ban di sana.


Hamparan karet begitu besar, sehingga mereka sekarang terlihat dari ruang angkasa. Ban-ban tersebut bukan hanya dari Kuwait, tetapi dari negara-negara lainnya. Empat perusahaan saat ini bertanggung jawab atas pembuangan ban, dan diyakini dibayar mahal untuk usahanya.




Selama tahun 1980 dan 1990-an, 259.000.000 ban yang dibuang setiap tahun. Pada tahun 2000-2001, Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa dibuang 5 juta ton ban. Seperempat dari ini berakhir di tempat pembuangan sampah.


Lainnya didaur ulang, dibakar sebagai bahan bakar atau re-treaded dan diekspor ke negara-negara di Eropa Timur, Afrika dan Amerika Latin. Negara bagian Florida pernah sekali mencoba untuk membuat terumbu buatan dari ban bekas. Proyek ini gagal, dan sejak itu menjadi mimpi buruk bagi lingkungan yang menelan biaya jutaan dolar.


Bahan dari ban daur ulang dapat digunakan untuk berbagai kegunaan, termasuk taman bermain anak-anak, lintasan lari, buatan pitches olahraga, bahan bakar untuk pembakaran semen, mendasari karpet, arena berkuda dan lantai. Ban juga dapat berguna didaur ulang dan bertujuan untuk pertahanan dari banjir. Jika limbah ban dalam kondisi baik, mereka dapat kembali dicetak dan dimasukkan kembali.


Sebagian besar dari ban bekas hanya dibakar untuk bahan bakar. Nilai kalor ban melebihi batu bara, sedangkan kandungan sulfur dalam urutan yang sama besarnya atau bahkan lebih rendah, membuat mereka pengganti yang sangat baik untuk batubara.


Penimbunan mungkin yang paling diinginkan, namun membutuhkan ruang yang besar. Ban juga dapat menjadi perangkap gas metana, yang berpotensi menjadi kebakaran yang serius. Bahkan, kebakaran di tempat pembuangan sampah ban adalah kejadian umum. 



Sumber : kabarnusa.com

No comments:

Post a Comment